Jumat, 30 November 2012

sejarah banjar


A.  SEJARAH BANJAR
Kawasan Banjarmasin awalnya sebuah perkampungan bernama "Banjarmasih" (terletak di Bagian utara Banjarmasin). Tahun 1606 pertama kali VOC-Belanda mengunjungi Banjarmasin, saat itu masih terletak di muara sungai Kuin. Kota-kota yang terkenal di pulau Kalimantan pada awal abad ke-18 adalah Borneo (Brunei City), Ноrmata (Karimata), Marudo, Bendamarfin (Banjarmasin), dan Lava (Lawai). Tahun 1747, VOC-Belanda memperoleh Pulau Tatas (Banjarmasin bagian Barat) yang menjadi pusat Banjarmasin semenjak saat itu hingga ditinggalkan Belanda tahun 1809. Tahun 1810 Inggris menduduki Banjarmasin dan menyerahkannya kembali kepada Belanda tahun 1817.
          Daerah Banjar Lama (Kuin) dan Banjarmasin bagian Timur masih tetap menjadi daerah pemerintahan pribumi di bawah Sultan Banjar yang berkedudukan di keraton Martapura (istana kenegaraan) hingga diserahkan pada tanggal 14 Mei 1826. Tahun 1835, misionaris mulai beroperasi di Banjarmasin. Tahun 1849, Banjarmasin (Pulau Tatas) menjadi ibukota Divisi Selatan dan Timur Borneo.
          Saat itu rumah Residen terletak di Kampung Amerong berhadap-hadapan dengan Istana pribadi Sultan di Kampung Sungai Mesa yang dipisahkan oleh sungai Martapura. Pulau Tatas yang menjadi daerah hunian orang Belanda dinamakan kotta-blanda. Ditetapkan dalam Staatblaad tahun 1898 no. 178 kota ini merupakan Onderafdeeling Banjarmasin en Ommelanden (1898-1902), yang merupakan bagian dari Afdeeling Bandjermasin en Ommelanden (Banjarmasin dan daerah sekitarnya). Tahun 1918, Banjarmasin, ibukota Residentie Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo mendapat Gemeente-Raad. Pada 1 Juli 1919, Deean gemeente mulai berlaku beranggotakan 7 orang Eropa, 4 Bumiputra dan 2 Timur Asing. Pada tahun 1936 ditetapkan Ordonantie pembentukan Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost (Stbld. 1936/68). Borneo Barat dan Borneo Selatan-Timur menjadi daerah Karesidenan dan sebagai Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost yang pusat pemerintahannya adalah Banjarmasin. Tahun 1937, otonomi kota Banjarmasin ditingkatkan dengan Stads Gemeente Banjarmasin karena Banjarmasin sebagai ibukota Gouvernement Borneo.  
        Tanggal 16 Februari 1942, Jepang menduduki Banjarmasin. kemudian dibentuk pemerintahan pendudukan bagi Borneo & kawasan Timur di bawah Angkatan Laut Jepang. Tanggal 17 September 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu (tentara Australia) yang memasuki Banjarmasin. Tanggal 1 Juli 1946 H. J. van Mook menerima daerah Borneo en de Groote-Oost dari tentara pendudukan Sekutu dan menyusun rencana pemerintahan federal melalui Konferensi Malino (16-22 Juli 1966) dan Konferensi Denpasar (7-24 Desember 1946) yang memutuskan pembentukan 4 negara bagian yaitu Jawa, Sumatera, Borneo (Netherlands Borneo) dan Timur Besar (Negara Indonesia Timur), namun pembentukan negara Borneo terhalang karena ditentang rakyat Banjarmasin Tahun 1946 Banjarmasin sebagai ibukota Daerah Banjar satuan kenegaraan sebagai daerah bagian dari Republik Indonesia Serikat. Kotapradja Banjarmasin termasuk ke dalam Daerah Banjar, meskipun demikian Daerah Banjar tidak boleh mencampuri hak-hak dan kewajiban rumah-tangga Kotapradja Banjarmasin dalam daerahnya sendiri.
B.   Sungai Bagi Masyarakat Banjar
        Sungai-sungai yang begitu banyak tersebar di propinsi Kalimantan selatan mempunyai begitu banyak kegunaan bagi masyarakat setempat yang kira nya mempunyai keunikan tersendiri di mata wisatawan.aktifitas para pemukim di berbagai pelosok yang masih berbau budaya aslinya menawarkan pengalaaman yang sangat menawan kepada para wisatawan yang singgah. Sungai menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Kota Banjarmasin sehingga Banjarmasin mendapat julukan "kota seribu sungai" meski sungai yang mengalir di Banjarmasin tak sampai seribu. Sungai menjadi wadah aktivitas utama masyarakat zaman dahulu hingga sekarang, utamanya dalam bidang perdagangan dan transportasi.
         Data dari Dinas Kimprasko Banjarmasin menunjukkan pada 1997 di Ibu Kota Kalimantan Selatan itu terdapat 117 sungai, kemudian pada 2002 berkurang menjadi 70 sungai, lalu pada 2004 sampai sekarang hanya tinggal 60 sungai. Penataan kota Banjarmasin semestinya penataan daratan harus mengikuti penataan sungai, artinya penataan sungai yang didahulukan baru penataan darata.
C.   Pengetahuan Tentang Sungai
       Perupinsi Kalimantan selatan memiliki sedemikian banyak sungai yang muara ya terletak di laut jawa dan selatan makasar. Sungai barito yang terkenal itu berhulu di daerah Kalimantan tengah,lalu mengalir dari utara ke selatan dan bermuara di laut jawa.sungai barito memiliki anak-anak sungai yang berhulu di pegunungan meratus .lalu mengalir ke arah barat dan menyatu dengan induk sungai barito.sedangkan sungai-sungai yang bermuara di selat makasar terletak di bagian timur Kalimantan selatan serta berhulu di pegunungan meratus .
Di bawah ini akan saya sebutkan beberapa sungai yang ada di kawasan Kalimantan selatan dan sekitar ya yang berpengaruh antara lain  :



1.      Sungai barito
        Sungai barito merupakan sungai terbesar dan terpenting di Kalimantan selatan.panjang ya sekitar 900 Km,lebar rata-rata sungai barito 650 M,dan kedalaman sungai barito rata-rata 8 M.di daerah muara sungai barito lebarnya menjapai 1 kelo meter.
2.      Sungai Nagara.
       Sungai nagara  merupakan anak sungai barito  yang paling penting sebab di kerenakan lebih dari separu penduduk kalimantan selatan bermukim . panjang sungai nagara 127 KM dan meliputi beberapa kota penting tempat pemukiman penduduk Kalimantan selatan.Tempat –tempat tersebut adalah amuntai, Nagara, tanjuung , kandangan , rantau dan barabai serta Marabahan yang terletak pada pertemuan sungai barito dan sungai nagara.
3.      Sungai-sungai
      Sungai kusan sungai yang panjang ya sekitar 80 KM,sungai batu licin panjang ya 70 km, sungai sutai panjang ya 49 km , sungai tabalong panjang ya sekitar 60, sungai martapura panjang ya 80 km , sungai balangan panjang ya 50 km, dari semua sungai tersebut dapat di layari oleh kapal –kapal besar
D.  Fungsi Sungai Bagi Masyarakat Banjar
         Masyarakat banjar memang merupakan kumpulan individu yang tidak dapat di pisahkan dengan aliran sungai sebagai tempat atau lokasi di mana mereka hidup. Kehidupan yang merika jalani tidak akan dapat terpisahkan dan selalu tampak berkaitan dengan potensi  sungai yang ada di sekitar habitat mereka.wanita banjar melakukan pekerjaan rumah tangga mereka dengan pasilitas air sungai mereka mencuci pakaian dan barang rumah tangga lainnya dengan air sungai.bahkan mereka mandi menggunakan air sungai pula .
      Mata pencaharianrian masyarakatnya pun kebanyakan tidak terlepas dari fasilitas air sungai tersebut baik di pedesaan maupun di perkotaan.di pedesaan kebanyakan para nelayan ikan dan udang yang memanfaatkan sungai sebagai sumber mata pencariian mereka.ada pula sebagian kecil dari masyarakat pedesaan yang memanfaatkan aliran sungai untuk sarana irigasi bagi sawah mereka.
       Transportasi dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan atau sebaliknya juga tidak lepas dari unsure sungai sungai sebagai media penghubung.dengan keyataan bahwa transportasi menggunakan potensi jalur sungai maka perdagangan pun bergantung pada alat transportasi air. Sebagai contoh seseorang dapat berpergiaan dari Kalimantan selatan ke Kalimantan tengah dengan perahu motor  selama kurang lebih lima jam lama ya perjalanan.
       Perdagangan di perkotaan seperti di kota Banjarmasin pun sebagian besar mempergunakan jalur air sungai-sungai kecil di seputar kota.pasar terapung di kampong kwin dan di lok baintan mungkin merupakan contoh paling nyata .selain itu pedagang kelontong, penjualan kayu batangan atau warung berjalan dating dari rumah ke rumah menawarkan barang-barang dagangan ya dengan perahu
     Transportasi jalur sungai merupakan jalur sungai di perkotaan juga di gunakan oleh masyarakat secara spesifik  seperti perahu kelutuk yang mempunyai layaknya  sebuah bemo di darat .banyaknya pengemudi kapal kelotok mengakibatkat proses kerja dapat berubah sesuai situasi artinya seseorang bisa saja merubah tujuan pengemudi sesuai dengan kehendak ya dengan memberikan penawaran tertentu.hal ini dapat terjadi kerena memang terdapat banyak pengemudi sehingga sebagian dari mereka bisa saja memindahkan penumpangnya ke kapal pengemudi lain.bila mereka mendapat penawaran yang lebih menguntungkan(carter).
       Malah lebih lagi seseorang bisa saja mencarter perahu sampai ke luar kota pulang pergi.pengangkutan dalam kota juga menggunakan jalur sungai sebagai sarana penghubung .hal-hal lazim di angkut ialah barang-barang material seperti kayu dan lain ya.
       Fungsi lain kiranya paling mendasar bagi masyarakat terhadap sungai ialah sebagai tempat tinggal atau lebih tepatnya sebagai lahan pondasinya  bagi rumah mereka.rumah banjar yang edeal bagi rumah tetangga biasa ialah rumah yang bagian depanya berpondasi pada bagian tanah dan bagian belakang ya berpundasi pada sungai.jenis kayu yang di gunakan ialah kAYU ulin dengan panjang 3 M untuk ukuran rumah biasanya 4 m, untuk rumah bertingkat sebagai pundasi di sungai .panjsng kayu pondasi di bagi dua.separu masuk kedalam tanan dan separunya masuk ke dalam air.
E.   MAKNA SUNGAI BAGI MASYARAKAT BANJAR
        Sungai-sungai di Kalimantan selatan bukanlah sungai yang tergolong bersih atau jernih.namun kenyataan ini bagaikan layaknya di anggap bagai angin lalu saja oleh sebagian besar masyarakat banjar.kentah mengapa walau air PAM sudah masukke daerah pedesaan sekali pun.masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan masih saja melakukan kegiatan seharian di sungai.
         Masyarakat banjar mempunyai anggapan bahwa air sungai tersebut bersih dan hanya kelihatannya saja kotor.kerena laju perahu motor yang mengakibatkan gelombang sehingga mengakibatkan air jadi keruh itulah kata masyarakat banjar tentang kundisi air sungai di banjar.openi tersebut tidak benar sebab biarpun air dari sungai tersebut di diamkan untuk beberapa Hari dan kotoran yang ada sudah mengendap tapi tetap saja warna air itu masih kuning.
 Dengan keadaan air yang jelek tersebut rupanya tidak membuat masyarakat berhenti mengunsumsi air dari sungai.contohnya paling menunjul kiranya ialah di gunakanya air sungai tersebut untuk berkumur setelah menyikat gigi.tentunya hal tersebut tidak bisa di kata kan benar dan dapat merusak kesehatan khususnya gigi.
         Masyarakat banjar memulai memilih daerah pinggiran sungai sebagai tempat tinggal sejak abat ke -16 .konon di sebabkan oleh raja banjar islam pertama .pangeran suriansyah yang memulai pindah kearea pinggir sungai .kampung kwin sekarang ini ,dulunya berupa keputren tempat tinggal ratu beserta sanak keluarga wanita.Nama”kwin”itu tak lain berasal dari kata bahasa inggris “Queen”yang berarti ratu .dengan kenyataan di atas tersirat bahwa masyarakat banjar sudah sampai berabad-abad menggunakan pasilitas air sungai untuk segala keperluan mereka.mungkin saja benar kalau di waktu lampau air sungai di Kalimantan itu jerneh dan masih pantas untuk di gunakan  dalam kehidupan sehari-hari.
F.    PASAR TERAPUNG DI BANJARMASIN
      pasar terapung adalah pasar tradisional yang berada di atas sungai Barito di muara sungai Kuin Banjarmasin Kalimantan SelatanPara pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar Pasar ini mulai setelah salat Subuh sampai selepas pukul tujuh pagi. Matahari terbit memantulkan cahaya di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari kampung-kampung sepanjang aliran sungai Barito dan anak-anak sungainya
Para pedagang wanita yang berperahu menjual hasil produksinya sendiri atau tetangganya disebut dukuh, sedangkan tangan kedua yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali disebut panyambangan. Keistemewaan pasar ini adalah masih sering terjadi transaksi barter antar para pedagang berperahu, yang dalam bahasa Banjar disebut bapanduk.
Kini pasar terapung Kuin dipastikan menyusul punah berganti dengan pasar darat. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Kuin harus menelan kekecewaan karena tidak menjumpai adanya geliat eksotisme pasar di atas air.
Kepunahan pasar tradisional di daerah "seribu sungai" ini dipicu oleh kemaruk budaya darat serta ditunjang dengan pembangunan daerah yang selalu berorientasi kedaratan. Jalur-jalur sungai dan kanal musnah tergantikan dengan kemudahan jalan darat. Masyarakat yang dulu banyak memiliki jukung, sekarang telah bangga memiliki sepeda motor atau mobil.

G.  LETAK GEOGRAPIS BANJARMASIN
       Kota Banjarmasin terletak pada 3°15' sampai 3°22' Lintang Selatan dan 114°32' Bujur Timur, ketinggian tanah asli berada pada 0,16 m di bawah permukaan laut dan hampir seluruh wilayah digenangi air pada saat pasang. Kota Banjarmasin berlokasi daerah kuala sungai Martapura yang bermuara pada sisi timur sungai barito Letak Kota Banjarmasin nyaris di tengah-tengah Indonesia.
       Kota ini terletak di tepian timur sungai Baritodan dibelah oleh sungai Martapurayang berhulu diPegunungan Meratus Kota Banjarmasin dipengaruhi oleh pasang surut air laut Jawasehingga berpengaruh kepada drainase kota dan memberikan ciri khas tersendiri terhadap kehidupan masyarakat, terutama pemanfaatan sungai sebagai salah satu prasarana transportasi air, pariwisata, perikanan dan perdagangan.
    Menurut data statistik 2001 dari seluruh luas wilayah Kota Banjarmasin yang kurang lebih 72 km² ini dapat dipersentasikan bahwa peruntukan tanah saat sekarang adalah lahan tanah pertanian 3.111,9 ha, perindustrian 278,6 ha, jasa 443,4 ha, pemukiman adalah 3.029,3 ha dan lahan perusahaan seluas 336,8 ha. Perubahan dan perkembangan wilayah terus terjadi seiring dengan pertambahan kepadatan penduduk dan kemajuan tingkat pendidikan serta penguasaan ilmu pengetahuan teknologi.
H.  KEADAAN IKLIM BANJARMASI
Kota Banjarmasin beriklim tropis dimana angin muson barat bertiup dari Benua Asia melewati Samudera HindIa menimbulkan musim hujan, sedangkan angin dari Benua Australia adalah angin kering yang berakibat adanya musim kemarau.
Curah hujan yang turun rata-rata per tahunnya kurang lebih 2.400 mm dengan fluktuasi tahunan berkisar antara 1.600-3.500 mm, jumlah hari hujan dalam setahun kurang lebih 150 hari dengan suhu udara yang sedikit bervariasi, sekitar 26 °C.
Kota Banjarmasin termasuk wilayah yang beriklim tropis. Angin Muson dari arah Barat yang bertiup akibat tekanan tinggi di daratan Benua Asia melewati Samudera Hindia menyebabkan terjadinya musim hujan, sedangkan tekanan tinggi di Benua Australia yang bertiup dari arah Timur adalah angin kering pada musim kemarau. Hujan lokal turun pada musim penghujan, yaitu pada bulan-bulan November–April. Dalam musim kemarau sering terjadi masa kering yang panjang. Curah hujan tahunan rata-rata sampai 2.628 mm dari hujan per tahun 156 hari. Suhu udara rata-rata sekitar 25 °C - 38 °C dengan sedikit variasi musiman. Fluktuasi suhu harian berkisar antara 74-91%, sedangkan pada musim kemarau kelembabannya rendah, yaitu sekitar 52% yang terjadi pada bulan-bulan Agustus, September dan Oktober

kerajaan sriwijaya


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pengetahuan mengenai sejarah Sriwijaya baru lahir pada permulaan abad ke-20 M, ketika George Coedes menulis karangannya berjudul Le Royaume de Crivijaya pada tahun 1918 M.
Coedes kemudian menetapkan bahwa, Sriwijaya adalah nama sebuah kerajaan di Sumatera Selatan. Lebih lanjut, Coedes juga menetapkan bahwa, letak ibukota Sriwijaya adalah Palembang, dengan bersandar pada anggapan Groeneveldt dalam karangannya, Notes on the Malay Archipelago and Malacca, Compiled from Chinese Source, yang menyatakan bahwa, San-fo-ts‘I adalah Palembang yang terletak di Sumatera Selatan, yaitu tepatnya di tepi Sungai Musi atau sekitar kota Palembang sekarang.
Kerajaan Sriwijaya adalah nama kerajaan yang tentu sudah tidak asing, karena Sriwijaya adalah salah satu kerajaan maritim terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara pada waktu itu (abad 7 - 15 M). Perkembangan Sriwijaya hingga mencapai puncak kebesarannya sebagai kerajaan Maritim. Sumber-sumber sejarah kerajaan Sriwijaya selain berasal dari dalam juga berasal dari luar seperti dari Cina, India, Arab, Persia.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Pembentukan dan Pertumbuhan Kerajaaan Sriwijaya?

2.      Bagaimana Budha Vajrayana di Kerajaan Sriwijaya?

3.      Bagaimana Relasi Kerajaan Sriwijaya dengan Kekuatan Regional?

4.      Bagaimana Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya?

5.      Bagaimana Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya?

6.      Bagaimana Perdagangan Kerjaaan Sriwijaya?

7.      Bagaimana Pengaruh Budaya dan Agama Islam?

8.      Bagaimana Warisan Sejarah Kemaharajaan Sriwijaya?

9.      Bagaimana Silsilah para Raja Kerajaan Sriwijaya?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pembentukan dan Pertumbuhan Kerajaaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan dan merupakan negara maritim. Negara ini tak memperluas kekuasaan diluar wilayah kepulauan Asia Tenggara dgn pengecualian berkontribusi utk populasi Madagaskar sejauh 3.300 mil di barat. Sekitar tahun 500 akar Sriwijaya mulai berkembang di wilayah sekitar Palembang Sumatera. Kerajaan ini terdiri atas tiga zona utama daerah ibukota muara yg berpusatkan Palembang lembah Sungai Musi yg berfungsi sebagai daerah pendukung dan daerah-daerah muara saingan yg mampu menjadi pusat kekuasan saingan. Wilayah hulu sungai Musi kaya akan berbagai komoditas yg berharga utk pedagang Tiongkok Ibukota diperintah secara langsung oleh penguasa sementara daerah pendukung tetap diperintah oleh datu setempat.
Ekspansi kerajaan ini ke Jawa dan Semenanjung Malaya menjadikan Sriwijaya mengontrol dua pusat perdagangan utama di Asia Tenggara. Berdasarkan observasi ditemukan reruntuhan candi-candi Sriwijaya di Thailand dan Kamboja. Di abad ke-7 pelabuhan Cham di sebelah timur Indochina mulai mengalihkan banyak pedagang dari Sriwijaya. Untuk mencegah hal tersebut Maharaja Dharmasetu melancarkan beberapa serangan ke kota-kota pantai di Indochina. Kota Indrapura di tepi sungai Mekong di awal abad ke-8 berada di bawah kendali Sriwijaya. Sriwijaya meneruskan dominasi atas Kamboja sampai raja Khmer Jayawarman II pendiri imperium Khmer memutuskan hubungan dgn kerajaan di abad yg sama.
Dari Prasasti Kedukan Bukit pada tahun 682 di bawah kepemimpinan Dapunta Hyang Jayanasa Kerajaan Minanga takluk di bawah imperium Sriwijaya. Penguasaan atas Malayu yg kaya emas telah meningkatkan prestise kerajaan.
Berdasarkan Prasasti Kota Kapur yg yg berangka tahun 682 dan ditemukan di pulau Bangka Pada akhir abad ke-7 kemaharajaan ini telah menguasai bagian selatan Sumatera pulau Bangka dan Belitung hingga Lampung. Prasasti ini juga menyebutkan bahwa Jayanasa telah melancarkan ekspedisi militer utk menghukum Bhumi Jawa yg tak berbakti kepada Sriwijaya peristiwa ini bersamaan dgn runtuh Tarumanagara di Jawa Barat dan Holing (Kalingga) di Jawa Tengah yg kemungkinan besar akibat serangan Sriwijaya. Sriwijaya tumbuh dan berhasil mengendalikan jalur perdagangan maritim di Selat Malaka Selat Sunda Laut China Selatan Laut Jawa dan Selat Karimata.
Abad ke-7 orang Tionghoa mencatat bahwa terdapat dua kerajaan di Sumatera yaitu Malayu dan Kedah dan tiga kerajaan di Jawa menjadi bagian kemaharajaan Sriwijaya. Di akhir abad ke-8 beberapa kerajaan di Jawa antara lain Tarumanegara dan Holing berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. Menurut catatan pada masa ini pula wangsa Melayu-Budha Sailendra bermigrasi ke Jawa Tengah dan berkuasa disana. Di abad ini pula Langkasuka di semenanjung Melayu menjadi bagian kerajaan. Di masa berikut Pan Pan dan Trambralinga yg terletak di sebelah utara Langkasuka juga berada di bawah pengaruh Sriwijaya. Di abad ke-9 wilayah kemaharajaan Sriwijaya meliputi Sumatera Sri Lanka Semenanjung Malaya Jawa Barat Sulawesi Maluku Kalimantan dan Filipina. Dengan penguasaan tersebut kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim yg hebat hingga abad ke-13.
Setelah Dharmasetu Samaratungga menjadi penerus kerajaan. Ia berkuasa pada periode 792 sampai 835. Tidak seperti Dharmasetu yg ekspansionis Samaratungga tak melakukan ekspansi militer tetapi lbh memilih utk memperkuat penguasaan Sriwijaya di Jawa. Selama masa kepemimpinan ia membangun candi Borobudur di Jawa Tengah yg selesai pada tahun 825.

B.     Budha Vajrayana di Kerajaan Sriwijaya

Sebagaipusat pengajaran Budha Vajrayana Sriwijaya menarik banyak peziarah dan sarjana dari negara-negara di Asia. Antara lain pendeta dari Tiongkok I-tsing yg melakukan kunjungan ke Sumatera dalam perjalanan studi di Universitas Nalanda India pada tahun 671 dan 695 serta di abad ke-11 Atisha seorang sarjana Budha asal Benggala yg berperan dalam mengembangkan Budha Vajrayana di Tibet. I-tsing melaporkan bahwa Sriwijaya menjadi rumah bagi ribuan sarjana Budha sehingga menjadi pusat pembelajaran agama Buddha. Pengunjung yg datang ke pulau ini menyebutkan bahwa koin emas telah digunakan di pesisir kerajaan. Ajaran Buddha aliran Buddha Hinayana dan Buddha Mahayana juga turut berkembang di Sriwijaya.

C.     Relasi Kerajaan Sriwijaya dgn Kekuatan Regional

Dari catatan sejarah danbukti arkeologi dinyatakan bahwa pada abad ke-9 Sriwijaya telah melakukan kolonisasi di hampir seluruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara antara lain Sumatera Jawa Semenanjung Malaya Kamboja dan Vietnam Selatan . Dominasi atas Selat Malaka dan Selat Sunda menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal yg mengenakan biaya atas tiap kapal yg lewat. Sriwijaya mengakumulasi kekayaan sebagai pelabuhan dan gudang perdagangan yg melayani pasar Tiongkok dan India.
Pada masa awal Kerajaan Khmer juga menjadi daerah jajahan Sriwijaya. Banyak sejarawan mengklaim bahwa Chaiya di propinsi Surat Thani Thailand Selatan sebagai ibu kota terakhir kerajaan tersebut pengaruh Sriwijaya nampak pada bangunan pagoda Borom That yg bergaya Sriwijaya. Setelah kejatuhan Sriwijaya Chaiya terbagi menjadi tiga kota yakni (Mueang) Chaiya Thatong (Kanchanadit) dan Khirirat Nikhom.
Sriwijaya juga berhubungan dekat dgn kerajaan Pala di Benggala dan sebuah prasasti berangka 860 mencatat bahwa raja Balaputra mendedikasikan seorang biara kepada Universitas Nalada Pala. Relasi dgn dinasti Chola di India selatan cukup baik dan kemudian menjadi buruk setelah Rajendra Coladewa naik tahta dan melakukan penyerangan di abad ke-11.
Minanga merupakan kekuatan pertama yg menjadi pesaing Sriwijaya yg akhir dapat ditaklukkan pada abad ke-7. Kerajaan Melayu ini memiliki pertambangan emas sebagai sumber ekonomi dan kata Swarnnadwipa (pulau emas) mungkin merujuk pada hal ini. Dan kemudian Kedah juga takluk dan menjadi daerah bawahan.



D.    Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

Pada paruh pertama abad ke-10 diantara kejatuhan dinasti Tang dan naik dinasti Song perdagangan dgn luar negeri cukup marak terutama Fujian kerajaan Min dan negeri kaya Guangdong kerajaan Nan Han. Tak diragukan lagi Sriwijaya mendapatkan keuntungan dari perdagangan ini. Pada tahun 903 penulis Muslim Ibnu Batutah sangat terkesan dgn kemakmuran Sriwijaya. Daerah urban kerajaan meliputi Palembang (khusus Bukit Seguntang) Muara Jambi dan Kedah. Di tahun 902 Sriwijaya mengirimkan upeti ke China. Dua tahun kemudian raja terakhir dinasti Tang menganugerahkan gelar kepada utusan Sriwijaya. Dari literatur Tiongkok utusan itu mempunyai nama Arab hal ini memberikan informasi bahwa pada masa-masa itu Sriwijaya sudah berhubungan dgn Arab yg memungkinkan Sriwijaya sudah masuk pengaruh Islam di dalam kerajaan.

E.     Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya

Rajendra Coladewa pada tahun 1025 raja Chola dari Koromandel India selatan menaklukkan Kedah dan merampas dari Sriwijaya. Kemudian Kerajaan Chola meneruskan penyerangan dan berhasil penaklukan Sriwijaya selama beberapa dekade berikut keseluruh imperium Sriwijaya berada dalam pengaruh Rajendra Coladewa. Meskipun demikian Rajendra Coladewa tetap memberikan peluang kepada raja-raja yg ditaklukan utk tetap berkuasa selama tetap tunduk kepadanya. Setelah invasi tersebut akhir mengakibatkan melemah hegemoni Sriwijaya dan kemudian beberapa daerah bawahan membentuk kerajaan sendiri dan kemudian muncul Kerajaan Dharmasraya sebagai kekuatan baru dan kemudian mencaplok kawasan semenanjung malaya dan sumatera termasuk Sriwijaya itu sendiri.
Istilah San-fo-tsi terutama pada tahun 1225 tak lagi identik dgn Sriwijaya melainkan telah identik dgn Dharmasraya dimana pusat pemerintahan dari San-fo-tsi telah berpindah jadi dari daftar 15 negeri bawahan San-fo-tsi tersebut merupakan daftar jajahan kerajaan Dharmasraya yg sebelum merupakan daerah bawahan dari Sriwijaya dan berbalik menguasai Sriwijaya beserta daerah jajahan lainnya.
Antara tahun 1079 - 1088 kronik Tionghoa masih mencatat bahwa San-fo-ts’i masih mengirimkan utusan dari Jambi dan Palembang. Dalam berita Cina yg berjudul Sung Hui Yao disebutkan bahwa kerajaan San-fo-tsi pada tahun 1082 mengirim utusan dimana pada masa itu Cina di bawah pemerintahan Kaisar Yuan Fong. Duta besar tersebut menyampaikan surat dari raja Kien-pi bawahan San-fo-tsi yg merupakan surat dari putri raja yg diserahi urusan negara San-fo-tsi serta menyerahkan pula 227 tahil perhiasan rumbia dan 13 potong pakaian. Dan kemudian dilanjutkan dgn pengiriman utusan selanjut di tahun 1088.
Berdasarkan sumber Tiongkok pada buku Chu-fan-chi yg ditulis pada tahun 1178 Chou-Ju-Kua menerangkan bahwa di kepulauan Asia Tenggara terdapat dua kerajaan yg sangat kuat dan kaya yakni San-fo-ts’i dan Cho-po (Jawa). Di Jawa dia menemukan bahwa rakyat memeluk agama Budha dan Hindu sedangkan rakyat San-fo-ts’i memeluk Budha dan memiliki 15 daerah bawahan yg meliputi; Pong-fong (Pahang) Tong-ya-nong (Terengganu) Ling-ya-si-kia (Langkasuka) Kilantan (Kelantan) Fo-lo-an (muara sungai Dungun daerah Terengganu sekarang) Ji-lo-t’ing (Cherating pantai timur semenanjung malaya) Ts’ien-mai (Semawe pantai timur semenanjung malaya) Pa-t’a (Sungai Paka pantai timur semenanjung malaya) Tan-ma-ling (Tambralingga Ligor selatan Thailand) Kia-lo-hi (Grahi Chaiya sekarang selatan Thailand) Pa-lin-fong (Palembang) Kien-pi (Jambi) Sin-t’o (Sunda) Lan-wu-li (Lamuri di Aceh) and Si-lan (Kamboja).
DalamKidung Pamacangah dan Babad Arya Tabanan juga disebut ‘Arya Damar’ sebagai bupati Palembang yg berjasa membantu Gajah Mada dalam menaklukkan Bali pada tahun 1343 Prof. C.C. Berg menganggap identik dgn Adityawarman. Dan kemudian pada tahun 1347 Adityawarman memproklamirkan diri menjadi raja di Malayapura sesuai dgn manuskrip yg terdapat pada bagian belakang Arca Amoghapasa. Kemudian dari Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah yg kemungkinan ditulis sebelum pada tahun 1377 juga terdapat kata-kata bumi palimbang.
Pada tahun 1275 Singhasari penerus kerajaan Kediri di Jawa melakukan suatu ekspedisi dalam Pararaton disebut semacam ekspansi dan menaklukan bhumi malayu yg dikenal dgn nama Ekspedisi Pamalayu yg kemudian Kertanagara raja Singhasari menghadiahkan Arca Amoghapasa kepada Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa raja Melayu di Dharmasraya seperti yg tersebut dalam Prasasti Padang Roco. Dan selanjut pada tahun 1293 muncul Majapahit sebagai pengganti Singhasari dan setelah Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi naik tahta memberikan tanggung jawab kepada Adityawarman seorang peranakan Melayu dan Jawa utk kembali menaklukkan Swarnnabhumi pada tahun 1339. Dan dimasa itu nama Sriwijaya sudah tak ada disebut lagi tapi telah diganti dgn nama Palembang hal ini sesuai dgn Nagarakretagama yg menguraikan tentang daerah jajahan Majapahit.

F.      Perdagangan Kerajaaan Sriwijaya

Dalam perdagangan Sriwijaya menjadi pengendali jalur perdagangan antara India dan Tiongkok yakni dgn penguasaan atas selat Malaka dan selat Sunda. Orang Arab mencatat bahwa Sriwijaya memiliki aneka komoditi seperti kamper kayu gaharu cengkeh pala kepulaga gading emas dan timah yg membuat raja Sriwijaya sekaya raja-raja di India. Kekayaan yg melimpah ini telah memungkinkan Sriwijaya membeli kesetiaan dari vassal-vassal di seluruh Asia Tenggara.

G.    Pengaruh Budaya dan Agama Islam

Kerajaan Sriwijaya banyak dipengaruhi budaya India pertama oleh budaya Hindu dan kemudian diikuti pula oleh agama Buddha. Agama Buddha diperkenalkan di Sriwijaya pada tahun 425 Masehi. Sriwijaya merupakan pusat terpenting agama Buddha Mahayana. Raja-raja Sriwijaya menguasai kepulauan Melayu melalui perdagangan dan penaklukkan dari kurun abad ke-7 hingga abad ke-9. Sehingga secara langsung turut serta mengembangkan bahasa Melayu dan kebudayaan Melayu di Nusantara.
Sangat dimungkinkan bahwa Sriwijaya yg termahsyur sebagai bandar pusat perdagangan di Asia Tenggara sekaligus sebagai pusat pembelajaran agama Budha juga ramai dikunjungi pendatang dari Timur Tengah dan mulai dipengaruhi oleh pedagang dan ulama muslim. Sehingga beberapa kerajaan yg semula merupakan bagian dari Sriwijaya kemudian tumbuh menjadi cikal-bakal kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera kelak disaat melemah pengaruh Sriwijaya.
Pengaruh orang muslim Arab yg banyak berkunjung di Sriwijaya raja Sriwijaya yg bernama Sri Indrawarman masuk Islam pada tahun 718. Sehingga sangat dimungkinkan kehidupan sosial Sriwijaya adl masyarakat sosial yg di dalam terdapat masyarakat Budha dan Muslim sekaligus. Tercatat beberapa kali raja Sriwijaya berkirim surat ke khalifah Islam di Suriah. Bahkan disalah satu naskah surat adl ditujukan kepada khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720M) dgn permintaan agar khalifah sudi mengirimkan da’i ke istana Sriwijaya.

H.    Warisan Sejarah Kemaharajaan Sriwijaya

Berdasarkan Hikayat Melayu pendiri Kesultanan Malaka mengaku sebagai pangeran Palembang keturunan keluarga bangsawan Palembang dari trah Sriwijaya. Hal ini menunjukkan bahwa pada abad ke-15 keagungan gengsi dan prestise Sriwijaya tetap dihormati dan dijadikan sebagai sumber legitimasi politik bagi penguasa di kawasan ini.
Nama Sriwijaya telah digunakan dan diabadikan sebagai nama jalan di berbagai kota dan nama ini telah melekat dgn kota Palembang dan Sumatera Selatan.Universitas Sriwijaya yg didirikan tahun 1960 di Palembang dinamakan berdasarkan kedatuan Sriwijaya. Demikian pulaKodam Sriwijaya (unit komando militer) PT Pupuk Sriwijaya (Perusahaan Pupuk di Sumatera Selatan)Sriwijaya Post (Surat kabar harian di Palembang) Sriwijaya TV Sriwijaya Air (maskapai penerbangan) Stadion Gelora Sriwijaya dan Sriwijaya Football Club (Klab sepak bola Palembang) semua dinamakan demikian utk menghormati memuliakan dan merayakan kegemilangan kemaharajaan Sriwijaya.
Di samping Majapahit kaum nasionalis Indonesia juga mengagungkan Sriwijaya sebagai sumber kebanggaan dan bukti kejayaan masa lampau Indonesia.Kegemilangan Sriwijaya telah menjadi sumber kebanggaan nasional dan identitas daerah khusus bagi penduduk kota Palembang provinsi Sumatera Selatan dan segenap bangsa Melayu. Bagi penduduk Palembang keluhuran Sriwijaya telah menjadi inspirasi seni budaya seperti lagu dan tarian tradisional Gending Sriwijaya. Hal yg sama juga berlaku bagi masyarakat Thailand Selatan yg menciptakan kembali tarian Sevichai (Sriwijaya) yg berdasarkan pada keanggunan seni budaya Sriwijaya.


I.       Silsilah para Raja Kerajaan Sriwijaya
1.      Dapunta Hyang Sri Yayanaga (Prasasti Kedukan Bukit 683 M, Prasasti Talangtuo 684 M)
2.      Cri Indrawarman (berita Cina, 724 M)
3.      Rudrawikrama (berita Cina, 728 M)
4.      Wishnu (Prasasti Ligor, 775 M)
5.      Maharaja (berita Arab, 851 M)
6.      Balaputradewa (Prasasti Nalanda, 860 M)
7.      Cri Udayadityawarman (berita Cina, 960 M)
8.      Cri Udayaditya (Berita Cina, 962 M)
9.      Cri Cudamaniwarmadewa (Berita Cina, 1003. Prasasti Leiden, 1044 M)
10.  Maraviyatunggawarman (Prasasti Leiden, 1044 M)
11.  Cri Sanggrama Wijayatunggawarman (Prasasti Chola, 1004 M)


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sriwijaya (Srivijaya) adl kerajaan maritim yg kuat di pulau Sumatera dan berpengaruh di Nusantara daerah kekuasaan Sriwijaya meliputi Kamboja Thailand Semenanjung Malaya Sumatera Jawa Kalimantan dan Sulawesi.
Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahan mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangandiantara serangan dari raja Dharmawangsa dari Jawa ditahun 990 dan tahun 1025 serangan Rajendra Coladewa dari Koromandel selanjut tahun 1183 Sriwijaya dibawah kendali kerajaan Dharmasraya. Dan di akhir masa kerajaan ini takluk di bawah kerajaan Majapahit.
Sriwijaya menjadi simbol kebesaran Sumatera awal dan kerajaan besar Nusantara selain Majapahit di Jawa Timur. Pada abad ke-20 kedua kerajaan tersebut menjadi referensi olehkaum nasionalis utk menunjukkan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan negara sebelelum kolonialisme Belanda.
Sriwijaya disebut dgn berbagai macam nama. Orang Tionghoa menyebut Shih-li-fo-shih atau San-fo-ts’i atau San Fo Qi. Dalam bahasa Sansekerta dan Pali kerajaan Sriwijaya disebut Yavadesh dan Javadeh. Bangsa Arab menyebut Zabaj dan Khmer menyebut Malayu.Sementara dari peta Ptolemaeus ditemukan keterangan tentang ada 3 pulau Sabadeibei yg berkaitan dgn Sriwijaya.

B.     Saran-saran
1.      Agar makalah ini dapat dimanfaatkan dengan baik
2.      Agar bisa menjadi sumber menambah ilmu pengetahuan tentang sejarah


DAFTAR PUSTAKA
Bahan dari internet :
http://forum.detik.com/sejarah-kerajaan-kerajaan-jawa-t33657.html
Bahan dari buku :
Sejarah Indonesia II




kerajaan tarumanega



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
         Kerajaan Tarumanegara Atau Taruma Adalah Sebuah Kerajaan Yang Pernah Berkuasa Di Wilayah Pulau Jawa Bagian Barat Pada Abad Ke-4 Hingga Abad Ke-7 M, Yang Merupakan Salah Satu Kerajaan Tertua Di Nusantara Yang Diketahui. Dalam Catatan, Kerajaan Kerajaan Tarumanegara Adalah Kerajaan Hindu Beraliran Wisnu. Kerajaan Tarumanegara Didirikan Oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman Pada Tahun 358, Yang Kemudian Digantikan Oleh Putranya, Dharmayawarman (382-395). Jayasingawarman Dipusarakan Di Tepi Kali Gomati, Sedangkan Putranya Di Tepi Kali Candrabaga. Maharaja Purnawarman Adalah Raja Kerajaan Tarumanegara Yang Ketiga (395-434 M). Ia Membangun Ibukota Kerajaan Baru Pada Tahun 397 Yang Terletak Lebih Dekat Ke Pantai. Dinamainya Kota Itu Sundapura Pertama Kalinya Nama " Sunda " Digunakan. Pada Tahun 417 Ia Memerintahkan Penggalian Sungai Gomati Dan Candrabaga Sepanjang 6112 Tombak (Sekitar 11 Km). Selesai Penggalian, Sang Prabu Mengadakan Selamatan Dengan Menyedekahkan 1.000 Ekor Sapi Kepada Kaum Brahmana.


B.   Rumusan masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana berdirinya kerajaan Tarumanegara dan pemerintahannya?
2.      Bagaimana keadaan rakyat Tarumanegara?
3.      Apa bukti-bukti kerajaan Tarumanegara?
C.   TUJUAN PENULISAN
1.    Menjelaskan berdirinya kerajaan Tarumanegara beserta kepemimpinannya
2.  Menjelaskan keadaan rakyat Tarumanegara
3.    Menjelaskan bukti-bukti peninggalan kerajaan Tarumanegara
D. Manfaat penulisan
       Adapun manfaat dari penulisan Makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi rekan-rekan mahasiswa, khususnya penulis untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kerajaan tarumanegara sebagai kerajaan hindu tertua di jawa serta peninggalan-peninggalan yang berupa prasasti.



BAB II
PEMBAHASAN
A.   Sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanegara
       Kerajaan Terumanegara di bangun oleh raja Jayasinghawarman ketika memimpin pelarian keluarga kerajaan dan berhasil meloloskan diri dari musuh yang terus menerus menyerang kerajaan Salakanagara.
        Di pengasingan, tahun 358 M, Jayasinghawarman mendirikan kerajaan baru di tepi Sungai Citarum, di Kabupaten Lebak Banten dan diberi nama Tarumanegara. Nama Tarumanegara diambil dari nama tanaman yang bernama tarum, yaitu tanaman yang dipakai untuk ramuan pewarna benang tenunan dan pengawet kain yang banyak sekali terdapat di tempat ini. Tanaman tarum tumbuh di sekitar Sungai Citarum. Selain untuk pengawet kain, tanaman ini merupakan komoditas ekspor dan merupakan devisa pemasukan terbesar bagi Kerajaan Tarumanegara.
         Raja Jayasinghawarman berkuasa dari tahun 358-382 M. Setelah raja mencapai usia lanjut, raja mengundurkan diri untuk menjalani kehidupan kepanditaan. Sebagai pertapa, Jayasinghawarman bergelar Rajaresi. Nama dan gelar raja menjadi Maharesi Rajadiraja Guru Jayasinghawarman.
         Kerajaan Tarumanegara banyak meninggalkan Prasasti, sayangnya tidak satupun yang memakai angka tahun. Untuk memastikan kapan Tarumanegara berdiri terpaksa para ahli berusaha mencari sumber lain. Dan usahanya tidak sia – sia. Setelahnya ke cina untuk mempelajari hubungan cina dengan Indonesia di masa lampau mereka menemukan naskah – naskah hubungan kerajaan Indonesia dengan kerajaan Cina menyebutnya Tolomo. Menurut catatan tersebut, kerajan Tolomo mengirimkan utusan ke cina pada tahun 528 M, 538 M, 665 M, 666M. sehingga dapat di simpulkan Tarumanegara berdiri sejak  sekitar abad ke V dan ke VI.
B.   Sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara
1.      Prasasti

a.       Prasasti Ciaruteun (Ciampea, Bogor)
           Sebelumnya dikenal dengan nama prasasti Ciampea, terletak di pinggir sungai Ciaruteun, dekat muaranya dengan Cisadane. Di atasnya terdapat lukisan laba-laba dan tapak kaki yang dipahatkan di atas aksaranya. Prasasti terdiri dari 4 baris, ditulis dalam bentuk puisi India dengan irama anustubh (Anustubh: jumlah suku kata pada masing-masing baris dalam satu bait puisi Jawa kuno sebanyak 8 suku kata). Prasasti ini mengingatkam adanya hbungan dengan prasasti raja Mahendawarman I dari keluarga Pallawa. Bunyi dari prasasti ini ialah :
·         vikrantasyavanipateh
·         srimatah purnavarmmanah
·         tarumanegarendrasya
·         visnor iva padadvayam

b.      Prasasti Pasir Koleangkak
         Di temukan di bukit, daerah perkebunan Jambu kira-kira 30 km sebelah barat Bogor. Bunyi dan terjemahan prasasti ini adalah :
·         sriman-data krtajno narapatir- asamo yah pura/ta/r/u/maya/m/namna sri-purnnavarmma pracura-ripusarabhedya-vikhyatavarmmo
·         -tasyedam-padavimbadvayam-arinagaroysadane nityadaksambhaktanamyandripanam- bhavati sukhakaram salyabhutam ripunam
          gagah, memgagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada taranya- yang termashur sri Purnnavarman- yang sekali waktu( memerintah) di Taruma dan yang baju zirahnya yang terkenal (=varmman) tidak dapat di tembus senjata musuh. Ini adalah sepasang tapak kakinya, yang senantiasa berhasil menggempur kota-kota musuh, hormat kepada para pangeran, tapi merupakan duri dalam daging bagi musuh-musuhnya.
c.       Prasasti Kebonkopi (kampung Muara Hilir, Cibungbulang)
Terdapat dua tapak kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata. Bunyinya sebagai berikut:
·         jayavsalasya taruma/ ndra/ sya ha/st/inah- sira/ vatabhasya vibhatidam- pada vayam

d.      Prasasti Tugu (Tugu, Jakarta)
Merupakan prasasti terpanjang dari semua peninggalan Purnawarman. Tulisannya dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang secara melingkar. Yang khas dari prasasti ini adalah:
a.       Di dalamnya disebutkan nama dua sungai yang terkenal di Panjab, yaitu sungai Candrabhaga dan Gomati.
b.      Merupakan satu-satunya prasasti purnawarman yang menyebutkan anasir penanggalan namun tidak memuat angka tahun yang pasti, hanya menyebutkan phalguna dan caitra yang bertepatan dengan bulan Februari- April.
c.       Menyebutkan dilakukannya upacara selamatan oleh Brahmana diserati 1000 ekor sapi yang dihadiahkan
d.      Menyebutkan dua nama lain dari Purnawarman
e.       Candrabhaga meruakan nama sungai India yang diberikan kepada sebuah sungai di Jawa dan nama itu sekarang dikenal dengan nama Bekasi, Chandrabagha dapat di artikan menjadi bekasi = Bhagasasi = Baghacandra = Chandabagha (Sasi = Candra = Bulan), yang diduga pusat Kerajaan Tarumanegara. Bunyi Prasasti Tugu sebagai berikut :
·         pura rajadhirajena guruna inabahuna
·         khata khyatam purim prapya candrabhagarnnavam yayau
·         pravarddhamana-dvavinsad-vatsare srigunaujasa
·         narendradhvajabhutena srimata purnnavarmmana
·         caitrasukla-trayodsyam dinais siddhaikavinsakaih
·         ayata satrasahasrena dhanusam sasaterna ca
·         dvavinsena nadi ramya gomati nirmalodaka
·         pitamahasya rajasser vvidarya sibiravanim
·         brahmanair ggo-sahasrena prayati krtadaksina
           Dulu (kali yang bernama Candrabhaga telah digali oleh maharaja yang mulia dan mempuyai lengan kencang dan kuat( yakni raja Purnawarman) untuk mengalirkannya ke laut setelah kali ini sampai di istana kerajaan yang termasyur. Di dalam tahun keduapuluh-duanya dari tahta yang mulai raja Purnawarman yang berkilau-kilauan karena kepandaian dan kebijaksanaanya serta menjadi panji segala raja,
        maka sekarang beliau menitahkan pula menggali kali yang permai dan berair jenih, Gomati namanya, setelah sungai itu mengalir di tengah-tengah tanah kediaman yang mulia Sang Pendeta nenek-da( Sang Purnawarman). Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik, tanggal 8 paro-petang bulan Phalguna dan disudahi pada tanggal 13 paro-terang bulan Caitra, jadi hanya 21 saja, sedang galian itu panjangnya 6.122 tumbak. Selamatan baginya dilakukan oleh para brahmana disertai 1000 ekor sapi yang dihadiahkan .


e.       Prasasti Pasir Awi (Pasir Awi, Bogor)
Tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Pada prasasti ini juga terdapat gambar tapak kaki
f.       Prasasti Muara Cianten (muara Cianten, Bogor)
Prasasti ini juga terdapat telapak kaki. Sayang tulisannya belum dapat di artikan sebab tulisannya dalam huruf ikal sehingga tidak banyak yang di ketahui tentang isinya
g.      Prasasti Cidanghiang atau Lebak
Ditemukan di kampung Lebak, pinggir Sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul, kabupaten Pandeglang, Banten. Ditemukan tahun 1947 dan berisi dua baris aksara yang merupakan satu Sloka dalam metrum anustubh. Bunyi prasasti ini:
vikranto yam vanipateh prabhuh satyapara (k) ra (mah)
narendraddvajabhutena srimatah purnnavarmmanah
“Inilah tanda keperwiraan, keagungan dan keberanian yang sesungguh-sungguhnya dari raja dunia, yang mulia Purnawarman, yang menjadi panji sekalian raja.

2.    Arca
a.              Arca Rajasi
Diperkirakan ditemukan di Jakarta.menggambarkan rajarsi yang menggambarkan sifat-sifat Wisnu-Surya. Ada yang berpendapat bahwa arca itu adalah arca Siwa dari abad II.
b.         Arca Wisnu Cibuaya I
Berasal dari abad 7 dan bisa dianggap bisa melengkapi prasasti-prasasti Purnawarman. Arca ini memperlihatkan adanya persamaan dengan arca yang ditemukan di Kemboja, Siam dan Semenanjung Melayu.
c.       Arca Wisnu cibuaya II( di desa Cibuaya)
Terdapat kesamaan dengan arca-arca dari seni Pala abad ke 7-8, yaitu:
·         Jenis batu yang digunakan
·         Bentuk arca dan laksananya
·         Bentuk badan
·         Makuta
3.      Sumber lain
a.          Fa-Hien
             Dia adalah musafir Cina (pendeta Budha) yang terdampar di Yepoti (Yawadhipa/Jawa) tepatnya Tolomo (Taruma) pada tahun 414. dalam catatannya di sebutkan rakyat Tolomo sedikit sekali memeluk Budha yang banyak di jumpainya adalah Brahmana. Fa Hien juga menyebutkan dalam bukunya Fa Kuo Chien bahwa rakyat Tolomo bermata pencaharian bertani, berdagang dan pandai membuat minuman dari malai kelapa.
Dari bukti-bukti yang ada, para ahli sejarah menduga Tolomo/ taluma menurut Fa hien adalah Tarumanegara
b.       Dinasti Soui
       Selain berita Fa Hien keberadaan Taruma juga di perkuat dari berita Dinasti Soui, bahwa tahun 528 dan 535 datang utusan dari negeri Tolomo yang terletak disebelah selatan
c.       Dinasti Tang Muda
Berita dinasti Tang Muda menyebutkan tahun 666 dan tahun 669 M datang utusan dari Tolomo nama Tolomo di duga lafal bahasa Cina untuk Tarumanegara.
d.         Dinasti Tang( 618-906)
         Menyebutkan nama sebuah daerah bernama Ho-ling atau Jawa, yang terletak di Lautan Selatan, sebelah timur Sumatra dan sebelah barat Bali. Nama Ho-ling oleh para sarjana disesuaikan dengan Kalinga yang letaknya diperkirakan di Jawa Tengah Utara/ Walaing. Daerah yang disebut Ho-ling menghasilkan kulit penyu, emas , perak, cula badak dan gading gajah. Sedangkan penduduknya membuat benteng-benteng kayu dan rumah-rumah mereka beratap daun kelapa.

C.     Letak dan wilayah kekuasaan
        Dari sumber – sumber di atas dapat di simpulkan bahwa Tarumanegara terletak di jawa Barat. Pusatnya belum dapat di pastikan, namun para ahli menduga kali Chandabagha adalah kali Bekasi, kira – kira anatar sungai Citarum dan sungai Cisadane. Adapun wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanegara meliputi daerah Banten, Jakarta, sampai perbatasan Cirebon.

D.   Raja-raja Tarumanagara



E.    Kehidupan Masyarakat
Segi yang sangat penting di dalam kehidupan suatu masyarakat , adalah matapencaharian masayarakat pada saat itu . Berdasarkan bukti-bukti dan sumber yang ada sampai saat ini ,dapatlah di duga bagaimana kira-kira marta pencaharian penduduk pada zaman Tarumanegara .  Kalau dugaan tentang barang-barang  dagangan yang berasal dari daerah Ho – ling dapat diterima ,maka kita memperoleh gambaran bahwa pada masa itu perburuan ,pertambangan ,perikanan dan perniagaan termasuk mata pencarian  penduduk Tarumanegara di samping pertanian ,peleyaran ,dan perternakan .
Bukti pada masa itu ada perburuan adalah , adanya berita tentang perdagangan cula badak dan gading gajah , sedangkan gajah dan badak adalah hewan liar . Dari situ lah disimpulkan untuk mendapatkan itu , mereka harus berburu .Sedang perikanan ,pada masa itu terjadi jual beli kulit penyu . Untuk pertambangan ,kita peroleh dari perdagangan mas dan perak . Jelaslah trelah disebutkan berulang kali perdangan ini membuktikan adanya perniagaan pada saat itu .
 Pada prasasti tugu disebutkan usaha pembuatan saluran yang dilakukan pada tahunke dua pulah dua tahun pemerintahan raja purnawarman . Yang kegunaanya untuk mengatasi banjir yang selalu melanda daerah pertanian di sekitar itu,. Selain itu ditemukan alat dari batu yang erat hubunganya dengan pertanian .Sedangkan pertenekan belum tau adanya bukti. Mengenai pelayaran ,barang kali ini tidak usah disangsikan lagi, karena letak tarumanegara yang cukup streategis dijalan nusantara , membuat adanya keterampilan penduduknya di bidang pelayaran .
Untuk tegnologi belum ditemukan buktinya namun, pada saat itu mereka telah mempunyai kepandaian membuat minuman arak yang terbuat dari mayang , nira dari bunga kelapa. Selain ini makan pokok pada saat itu adalah beras .selain beras mereka makan buah –buahan serta daging .
Pada saat itu perhubungan taruamnegara dengan kerajaan lain menggunakan perhubungan air. Mengenai hubungan darat ,dapat diperkiraan dengan adanya data bahwa lembu merupakan hewan piaraan.Ruapanya selain untuk hadiah kepada kaum brahmana dan pertanian ,hewan ini juga di pergunakan untuk melakukan hubungan dalam negri ,dari satu tempat ke tempat lain ,yang tidak terlalu berjauhan letaknya .
Berdasarkan suber-sumber yang sangat tidak lengkap itu ,dapat diperkirakan golongan masyarakat pada masa itu ialah kaum tani, pemburu , pedagang pelaut ,nelayan , dan peternak .walaupun demikian ,tidak dapat dipastikan ,bagaiman pembagian kerja itu dilakukan . ditinjau dari segi budaya ,golongan terbagi menjadi dua yaitu golongan masyarakat berbudaya hindu dan golongan masyarrakt berbudaya asli .
Menurut bukti yang ada kita hanya mengetahui adanya aksara pallawa dan bahasa sansekerta pada masa itu .Namun berita dari cina menyebutkan adanya suatu bahasa dengan nama kwun lun .yang digunakan baik dijawa maupun di Sumatra.kwunlun  ini adalah bahasa Indonesia yang tercampur dengan bahasa sansekerta .
Dari berita fa – shien jelas ,bahwa pada awal abad ke 5 di trauma Negara terdapat tiga macam agama , yaitu agama budha ,Hindu dan agama yang kotor .dan dari ketiga agama tersebut agama hindulah yang paling banyak karena diperkuat dengan berbagai macam prasati yang ditemukan .Antara lain Prasasti tugu ,prasasti Jambu ,Prasasti Pasir kolengkak .apa yang kita ketahui tentang agama budha di trauma Negara , sama sekali terbatas kepada berita Fa shien yang mengatakn bahwa pada waktu itu terdapat sedikit sekali orang beragama budaha termasuk dia .agama kotor adalah agama yang sudah lama ada sebelum masuknya pengaruh India ke Indonesia .
F.    Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara
Tahun 686 Kerajaan Tarumanegara runtuh ditaklukan Dapunta Hyang Salendra, yaitu raja Sriwijaya dari Kedah. Dalam prasasti kedukan bukit yang ditemukan di dekat Palembang mempunyai angka tahun 605 Caka atau sama dengan 683 Masehi, menerangkan tentang perjalanan penjelajahan Raja Dapunta Hyang Cri Jayanaca. Raja berangkat dari Minangatamwan dengan armada berkekuatan 20.000 tentara dan menaklukan beberapa daerah sehingga menjadikan Palembang sebagai Bandar pelabuhan terbesar di Sumatra (Suwarna Dwipa). Dalam sejarah, Palembang menjadi tempat penting untuk pusat ziarah umat beragama Buddha Mahayana. Karena kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada tahun 670 M dan didirikannya Bandar pelabuhan Palembang, maka kekuatan armada laut semakin kuat dan bertambah besar sehingga dengan mudah memperluas kekuasaannya di Tanah Jawa termasuk Kerajaan Tarumanegara


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
     Dari apa yang telah saya sampikan tadi, dapat di simpulkan pengaruh kebudayaan India di Indonesia tidak hanya menunjuk pada perkembangan ajaran Hindu – Budha, tetapi juga pada aspek lain missal aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan lain sebaginya
      Dalam proses akulturasi, Indonesia sangat berperan aktif. Hal ini terlihat dari peninggalan – peninggalan yang tidak sepenuhnya merupakan hasil jiplakan kebudayaan India
     Meskipun corak dan sifat kebudayaan di pengaruhi India. Namun dalam perkembangannya Indonesia mampu menghasilkan kebudayaan kepribadian sendiri
B.     Saran
       Dari keberadaanya kerajaan Tarumanegara di wilayah kita pada masa yang lalu. Maka kita wajib mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dalam sikap dan perilaku dengan hati yang tulus serta di dorong rasa tanggung jawab yang tinggi untuk melestarikan dan memelihara budaya nenek moyang kita. Jika kita ikut berpartisipasi dalam menjamin kelestariannya berarti kita ikut mengangkat derajat dan jati diri bangsa. Oleh karena itu marilah kita bersama – sama menjaga dan memelihara peninggalan budaya bangsa yang menjadi kebanggaan kita semua


DAFTAR PUSTAKA

            Kartodirdjo, Sartono. 1975. Sejarah Nasional Indonesia II- Jaman Kuno (1 M- 1500 M). Jakarta:  Balai Pustaka
               Widiarto, Tri dan Esther Arianti.2007. Masa Pengaruh Hindu Budha di     Indonesia. Salatiga: Widya Sari Press
Y, Yongky. 2003. Menyingkap Misteri Ratu Laut Selatan- Banyu Bening Gelang Kencana. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia